Elfi Yanto (Putra Singgalang)
Kamis, 01 Juli 2010
"KAMU AKAN BERSAMA ORANG YANG KAMU CINTAI"
Anas bin Malik radhiyallahu’anhu menceritakan bahwa suatu ketika -dia bersama Nabi sedang keluar dari Masjid- ada seorang Arab Badui -di depan pintu masjid- yang berkata kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
“Kapankah hari kiamat terjadi?”.
Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepadanya,
“[Celaka kamu] Apa yang sudah kamu persiapkan untuk menghadapinya?”.
Ia menjawab,
“Kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya.”
Nabi bersabda,
“Kamu akan bersama orang yang kamu cintai.”
Anas berkata,
“Tidaklah kami merasa sangat bergembira setelah masuk Islam dengan kegembiraan yang lebih besar selain tatkala mendengar sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Kamu akan bersama dengan orang yang kamu cintai.” Maka aku mencintai Allah, cinta Rasul-Nya, Abu Bakar, dan Umar. Aku pun berharap akan bersama mereka -di akherat- meskipun aku tidak bisa beramal seperti amal-amal mereka.”
(HR. Bukhari dan Muslim, lihat Syarh Muslim [8/234-235], kata-kata dalam tanda kurung diambil dari riwayat Bukhari)
Hadits yang agung ini menyimpan berbagai pelajaran berharga, di antaranya:
1. Hadits ini menunjukkan keutamaan cinta kepada Allah dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam (lihat Syarh Muslim [8/234]).
2. Bolehnya memberikan jawaban tidak sebagaimana yang diinginkan oleh penanya, apabila jawaban yang diinginkan itu kurang bermanfaat/tidak penting bagi si penanya
3. Keutamaan beriman kepada hari akhir, bahwa hal itu akan mendorong manusia untuk mempersiapkan diri sebelum menghadapinya. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Wahai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dan hendaknya setiap jiwa memperhatikan apa yang sudah dipersiapkannya untuk menyambut hari esok.” (QS. Al-Hasyr: 18). Di antara buah keimanan kepada hari akhir adalah: menumbuhkan semangat berbuat taat karena mengharapkan pahala di akherat serta memunculkan rasa takut berbuat maksiat karena khawatir tertimpa siksaan di akherat (lihat Nubdzatun fil ‘Aqidah, Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah, hal. 46)
4. Hadits ini menunjukkan besarnya semangat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk menunjukkan kebaikan kepada umatnya, sehingga hal itu mendorong beliau untuk mengalihkan jawaban pertanyaan itu kepada sesuatu yang jauh lebih bermanfaat bagi si penanya
5. Hadits ini juga menunjukkan bahwa terkadang seseorang memandang bahwa sesuatu itu penting baginya padahal sebenarnya bila dilihat dengan kacamata syari’at maka tidak seperti yang dia sangka
6. Seorang yang memberikan jawaban atas pertanyaan hendaknya mempertimbangkan maslahat dari jawaban yang diberikan olehnya bagi si penanya
7. Bekal untuk menghadapi hari kiamat adalah keimanan, bukan dengan semata-mata banyaknya harta, ketinggian pangkat, dan banyaknya keturunan. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Pada hari itu tidak berguna harta dan keturunan kecuali bagi orang yang menghadap Allah dengan hati yang selamat.” (QS. asy-Syu’ara’: 88-89)
8. Kegembiraan yang dirasakan para sahabat dengan mendengar Sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
9. Kebahagiaan yang hakiki itu akan diperoleh bersama dengan Islam dan Sunnah. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Maka barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku maka dia tidak akan sesat dan tidak akan celaka.” (QS. Thaha: 123)
10. Hadits ini menunjukkan bahwa para sahabat memahami kalau kemuliaan derajat manusia tidak diukur dengan materi atau parameter duniawi yang lainnya, namun dengan iman dan amalnya. Oleh sebab itu Anas bin Malik radhiyallahu’anhu menjadikan Abu Bakar dan Umar -dua orang terbaik setelah Nabi- radhiyallahu’anhuma sebagai sosok yang lebih dicintainya daripada yang selainnya
11. Hadits ini menunjukkan bahwa para sahabat mencintai sahabat yang lainnya karena keimanan dan amal soleh mereka
12. Hadits ini menunjukkan bahwa lafaz ‘man’ (isim maushul/kata sambung yang berarti ‘orang yang’) menunjukkan makna umum, mencakup siapa saja yang tercakup di dalamnya (lihat al-Qawa’id al-Fiqhiyah karya Syaikh as-Sa’di rahimahullah, hal. 46, Syarh Ushul min Ilmi Ushul Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah, hal. 196-197). Demikianlah yang dipahami oleh para sahabat sebagai orang Arab. Hal itu sudah bisa mereka pahami sebelum adanya bidang ilmu khusus yang disebut dengan ilmu ushul atau qawa’id fiqhiyah. Dan ini merupakan salah satu pedoman berharga dalam madzhab salaf (lihat Ma’alim Ushul Fiqh ‘inda Ahlis Sunnah, Muhammad Husain al-Jizani, hal. 422). Oleh sebab itu Anas bin Malik menanggapi sabda Nabi “Kamu bersama dengan orang yang kamu cintai” dengan ungkapan, “Maka aku mencintai Allah, cinta Rasul-Nya, Abu Bakar, dan Umar.” Beliau tidak membatasinya kepada Allah dan Rasul saja
13. Hadits ini menunjukkan bahwa cinta yang sejati adalah kecintaan yang dilandasi kecintaan karena Allah ta’ala.
14. Hadits ini menunjukkan bahwa kecintaan yang bermanfaat itu meliputi: [1] cinta kepada Allah -yang benar, bukan sekedar klaim-, [2] mencintai apa yang Allah cintai, [3] cinta karena Allah (hubb lillah wa fillah) artinya mencintai orang karena ketaatannya (lihat al-Qaul as-Sadid fi Maqashid at-Tauhid, hal. 97 dan ad-Daa’ wa ad-Dawaa’, hal. 214). Ibnul Qayyim berkata, “Cinta yang terpuji adalah cinta yang bermanfaat, yaitu kecintaan yang mendatangkan manfaat bagi pemiliknya di dunia dan di akheratnya. Cinta semacam inilah yang menjadi sinyal kebahagiaan. Adapun cinta yang berbahaya adalah yang mendatangkan bahaya baginya di dunia dan di akheratnya, dan itu merupakan sinyal kebinasaan dirinya.” (ad-Daa’ wa ad-Dawaa’, hal. 229).
15. Bolehnya mengatakan ‘Celaka kamu’ sebagai bentuk teguran (lihat Kitab al-Adab dalam Shahih Bukhari hal. 1263-1264)
16. Keutamaan Umar bin Khattab radhiyallahu’anhu (lihat Kitab Manaqib Umar bin Khattab dalam Shahih Bukhari hal. 768-769). Hadits ini demikian juga menunjukkan keutamaan Abu Bakar ash-Shiddiq radhiyallahu’anhu
17. Hadits ini menunjukkan bahwa Abu Bakar dan Umar -radhiyallahu’anhuma- adalah orang-orang yang wajib dicintai, bukan dibenci atau bahkan dicaci maki! Sehingga hadits ini merupakan salah satu bantahan bagi kaum Syi’ah yang mencela para sahabat Nabi -terutama Abu Bakar dan Umar- bahkan sampai mengkafirkan mereka… Maha Suci Allah dari kotornya akidah mereka…
18. Orang yang bijak adalah yang bisa mengakui keutamaan orang lain atas dirinya. Sebagaimana Anas bin Malik mengakui keutamaan Abu Bakar dan Umar, semoga Allah meridhai mereka semua.
19. Hadits ini menunjukkan tidak adanya rasa hasad/dengki pada diri para sahabat satu dengan yang lainnya, bahkan mereka adalah orang-orang yang saling mencintai karena Allah.
20. Bukti kecintaan kepada Allah adalah dengan mengikuti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Katakanlah: Jika kalian benar-benar mencintai Allah, maka ikutilah aku.” (QS. Ali Imran: 31) (lihat Kitab al-Adab dalam Shahih Bukhari hal. 1265)
21. Bolehnya memberikan keputusan hukum atau fatwa ketika sedang berada di tengah jalan (lihat Kitab al-Ahkam dalam Shahih Bukhari hal. 1428)
22. Kehidupan di alam dunia ini adalah perjalanan menuju kematian, maka semestinya setiap orang mempersiapkan bekalnya untuk menghadapi kehidupan setelah kematian. Dan sebaik-baik bekal adalah ketakwaan.
Oleh sebab itu Allah siapkan surga bagi hamba yang bertakwa.
“Kapankah hari kiamat terjadi?”.
Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepadanya,
“[Celaka kamu] Apa yang sudah kamu persiapkan untuk menghadapinya?”.
Ia menjawab,
“Kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya.”
Nabi bersabda,
“Kamu akan bersama orang yang kamu cintai.”
Anas berkata,
“Tidaklah kami merasa sangat bergembira setelah masuk Islam dengan kegembiraan yang lebih besar selain tatkala mendengar sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Kamu akan bersama dengan orang yang kamu cintai.” Maka aku mencintai Allah, cinta Rasul-Nya, Abu Bakar, dan Umar. Aku pun berharap akan bersama mereka -di akherat- meskipun aku tidak bisa beramal seperti amal-amal mereka.”
(HR. Bukhari dan Muslim, lihat Syarh Muslim [8/234-235], kata-kata dalam tanda kurung diambil dari riwayat Bukhari)
Hadits yang agung ini menyimpan berbagai pelajaran berharga, di antaranya:
1. Hadits ini menunjukkan keutamaan cinta kepada Allah dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam (lihat Syarh Muslim [8/234]).
2. Bolehnya memberikan jawaban tidak sebagaimana yang diinginkan oleh penanya, apabila jawaban yang diinginkan itu kurang bermanfaat/tidak penting bagi si penanya
3. Keutamaan beriman kepada hari akhir, bahwa hal itu akan mendorong manusia untuk mempersiapkan diri sebelum menghadapinya. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Wahai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dan hendaknya setiap jiwa memperhatikan apa yang sudah dipersiapkannya untuk menyambut hari esok.” (QS. Al-Hasyr: 18). Di antara buah keimanan kepada hari akhir adalah: menumbuhkan semangat berbuat taat karena mengharapkan pahala di akherat serta memunculkan rasa takut berbuat maksiat karena khawatir tertimpa siksaan di akherat (lihat Nubdzatun fil ‘Aqidah, Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah, hal. 46)
4. Hadits ini menunjukkan besarnya semangat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk menunjukkan kebaikan kepada umatnya, sehingga hal itu mendorong beliau untuk mengalihkan jawaban pertanyaan itu kepada sesuatu yang jauh lebih bermanfaat bagi si penanya
5. Hadits ini juga menunjukkan bahwa terkadang seseorang memandang bahwa sesuatu itu penting baginya padahal sebenarnya bila dilihat dengan kacamata syari’at maka tidak seperti yang dia sangka
6. Seorang yang memberikan jawaban atas pertanyaan hendaknya mempertimbangkan maslahat dari jawaban yang diberikan olehnya bagi si penanya
7. Bekal untuk menghadapi hari kiamat adalah keimanan, bukan dengan semata-mata banyaknya harta, ketinggian pangkat, dan banyaknya keturunan. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Pada hari itu tidak berguna harta dan keturunan kecuali bagi orang yang menghadap Allah dengan hati yang selamat.” (QS. asy-Syu’ara’: 88-89)
8. Kegembiraan yang dirasakan para sahabat dengan mendengar Sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
9. Kebahagiaan yang hakiki itu akan diperoleh bersama dengan Islam dan Sunnah. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Maka barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku maka dia tidak akan sesat dan tidak akan celaka.” (QS. Thaha: 123)
10. Hadits ini menunjukkan bahwa para sahabat memahami kalau kemuliaan derajat manusia tidak diukur dengan materi atau parameter duniawi yang lainnya, namun dengan iman dan amalnya. Oleh sebab itu Anas bin Malik radhiyallahu’anhu menjadikan Abu Bakar dan Umar -dua orang terbaik setelah Nabi- radhiyallahu’anhuma sebagai sosok yang lebih dicintainya daripada yang selainnya
11. Hadits ini menunjukkan bahwa para sahabat mencintai sahabat yang lainnya karena keimanan dan amal soleh mereka
12. Hadits ini menunjukkan bahwa lafaz ‘man’ (isim maushul/kata sambung yang berarti ‘orang yang’) menunjukkan makna umum, mencakup siapa saja yang tercakup di dalamnya (lihat al-Qawa’id al-Fiqhiyah karya Syaikh as-Sa’di rahimahullah, hal. 46, Syarh Ushul min Ilmi Ushul Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah, hal. 196-197). Demikianlah yang dipahami oleh para sahabat sebagai orang Arab. Hal itu sudah bisa mereka pahami sebelum adanya bidang ilmu khusus yang disebut dengan ilmu ushul atau qawa’id fiqhiyah. Dan ini merupakan salah satu pedoman berharga dalam madzhab salaf (lihat Ma’alim Ushul Fiqh ‘inda Ahlis Sunnah, Muhammad Husain al-Jizani, hal. 422). Oleh sebab itu Anas bin Malik menanggapi sabda Nabi “Kamu bersama dengan orang yang kamu cintai” dengan ungkapan, “Maka aku mencintai Allah, cinta Rasul-Nya, Abu Bakar, dan Umar.” Beliau tidak membatasinya kepada Allah dan Rasul saja
13. Hadits ini menunjukkan bahwa cinta yang sejati adalah kecintaan yang dilandasi kecintaan karena Allah ta’ala.
14. Hadits ini menunjukkan bahwa kecintaan yang bermanfaat itu meliputi: [1] cinta kepada Allah -yang benar, bukan sekedar klaim-, [2] mencintai apa yang Allah cintai, [3] cinta karena Allah (hubb lillah wa fillah) artinya mencintai orang karena ketaatannya (lihat al-Qaul as-Sadid fi Maqashid at-Tauhid, hal. 97 dan ad-Daa’ wa ad-Dawaa’, hal. 214). Ibnul Qayyim berkata, “Cinta yang terpuji adalah cinta yang bermanfaat, yaitu kecintaan yang mendatangkan manfaat bagi pemiliknya di dunia dan di akheratnya. Cinta semacam inilah yang menjadi sinyal kebahagiaan. Adapun cinta yang berbahaya adalah yang mendatangkan bahaya baginya di dunia dan di akheratnya, dan itu merupakan sinyal kebinasaan dirinya.” (ad-Daa’ wa ad-Dawaa’, hal. 229).
15. Bolehnya mengatakan ‘Celaka kamu’ sebagai bentuk teguran (lihat Kitab al-Adab dalam Shahih Bukhari hal. 1263-1264)
16. Keutamaan Umar bin Khattab radhiyallahu’anhu (lihat Kitab Manaqib Umar bin Khattab dalam Shahih Bukhari hal. 768-769). Hadits ini demikian juga menunjukkan keutamaan Abu Bakar ash-Shiddiq radhiyallahu’anhu
17. Hadits ini menunjukkan bahwa Abu Bakar dan Umar -radhiyallahu’anhuma- adalah orang-orang yang wajib dicintai, bukan dibenci atau bahkan dicaci maki! Sehingga hadits ini merupakan salah satu bantahan bagi kaum Syi’ah yang mencela para sahabat Nabi -terutama Abu Bakar dan Umar- bahkan sampai mengkafirkan mereka… Maha Suci Allah dari kotornya akidah mereka…
18. Orang yang bijak adalah yang bisa mengakui keutamaan orang lain atas dirinya. Sebagaimana Anas bin Malik mengakui keutamaan Abu Bakar dan Umar, semoga Allah meridhai mereka semua.
19. Hadits ini menunjukkan tidak adanya rasa hasad/dengki pada diri para sahabat satu dengan yang lainnya, bahkan mereka adalah orang-orang yang saling mencintai karena Allah.
20. Bukti kecintaan kepada Allah adalah dengan mengikuti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Katakanlah: Jika kalian benar-benar mencintai Allah, maka ikutilah aku.” (QS. Ali Imran: 31) (lihat Kitab al-Adab dalam Shahih Bukhari hal. 1265)
21. Bolehnya memberikan keputusan hukum atau fatwa ketika sedang berada di tengah jalan (lihat Kitab al-Ahkam dalam Shahih Bukhari hal. 1428)
22. Kehidupan di alam dunia ini adalah perjalanan menuju kematian, maka semestinya setiap orang mempersiapkan bekalnya untuk menghadapi kehidupan setelah kematian. Dan sebaik-baik bekal adalah ketakwaan.
Oleh sebab itu Allah siapkan surga bagi hamba yang bertakwa.
BAGAIMANAKAH MANUSIA MATI ?
Mereka bertanya kepadamua tentang ruh, jawablah olehmu :
"Ruh itu urusan Tuhanmu, dan Aku tidak akan memberikan ilmu tentang ruh itu kecuali ssedikit saja" (QS., Al Isra:85)
Sampai saat ini permasalahan RUH masih menjadi misteri, dan memang Allah tidak memberi ilmu tentang RUH kecuali sedikit saja.
Tapi, ilmu yang sdikit inipun apakah kita sudah mengetahuinya?
Untuk itu marilah kita belajar bersama tentang RUH dari sebuah hadits
dari Al-Bara' bin 'Azib, dia berkata:
Kami keluar bersama Rasulullah Salallahu 'Alaihi wa Salam (mengantarkan) jenazah seorang laki-laki Anshar. Kemudian kami sampai di kuburan, tetapi belum dibuatkan liang lahd (Celah yang ada pada kiblat kubur sebagai tempat mayit.). Maka Rasulullah Salallahu 'Alaihi wa Salam duduk, dan kami duduk di sekitar beliau. Seolah-olah di atas kepala kami hinggap burung (maksudnya diam seperti ada burung di kepala saat penguburan, jadi tidak mengeraskan dzikir-dzikir, dan tahlil apalagi ngobrol). Ditangan beliau terdapat kayu yang beliau pukulkan ketanah sampai berbekas.
Lalu beliau mengangkat kepalanya, kemudian bersabda:
"Berlindunglah kepada Allah dari siksa kubur!" -dua kali atau tiga kali-
PROSES KELUARNYA RUH ORANG MUKMIN
Kemudian Rasulullah Salallahu 'Alaihi wa Salam bersabda:
"Sesungguhnya seorang hamba yang MUKMIN, saat akan meninggalkan dunia
dan menuju akhirat, turun kepadanya malaikat-malaikat dari langit, wajah-wajah mereka PUTIH,
wajah-wajahmereka seolah-olah MATAHARI. Mereka membawa kafan dari kafan-kafan
SORGA, dan HANUTH (minyak wangi )dari sorga. Sehingga para malaikat itu
duduk dari hamba yang mukmin itu sejauh mata memandang.
Dan datanglah malakul maut 'alaihis salam (Banyak orang menamakannya Izra'il, namun itu
tidak ada dalilnya) sehingga dia duduk dekat kepalanya, lalu berkata:
"Wahai nafs (jiwa; ruh; nyawa) yang baik, keluarlah menuju AMPUNAN Allah dan KERIDHAAN-Nya!".
Maka nyawa itupun keluar, ia mengalir sebagaimana tetesan AIR mengalir dari mulut QIRBAH
(wadah untuk menyimpan air yang terbuat dari kulit), lalu malakul maut itu memegangnya.
Setelah malakul maut itu memegangnya, mereka (para malaikat yang
berwajah putih itu) tidak membiarkan nyawa itu -sekejap mata di tangannya,
mereka mengambilnya, dan meletakkannya pada kafan sorga itu.
Dan keluarlah darinya bau minyak WANGI MISK yang paling wangi yang
tidak dapati di atas bumi.
Kemudian mereka naik membawa nyawa tersebut. Tidaklah mereka melewati
sekelompok para malaikat, kecuali sekelompok malaikat itu bertanya:
"Ruh siapakah yang BAIK ini?".
Mereka menjawab:"Si Fulan anak Si Fulan", dengan nama TERBAIKk yang dia dahulu
diberi nama di dunia.
Sehingga mereka membawa nyawa itu sampai ke langit dunia. Kemudian
mereka minta dibukakan untuk nyawa tersebut. Maka langit dunia
dibukakan untuknya.
Kemudian para penghuni pada tiap-tiap langit mengiringi nyawa itu
sampai ke langit yang selanjutnya. Sehingga membawa nyawa itu
berakhir ke langit yang ke tujuh. Lalu Allah 'Azza wa Jalla berfirman:
"Tulislah kitab (catatan) hambaku di dalam surga 'ILIYYIN , dan kembalikanlah
dia ke bumi. Karena sesungguhnya dari bumi Kami telah menciptakan mereka,
dan darinya Kami akan mengeluarkan mereka, pada waktu yang lain."
Maka ruhnya DIKEMBALIKAN di dalam jasadnya.
Kemudian dua malaikat mendatanginya dan mendudukannya:
# Kedua malaikat itu bertanya:"Siapakah Rabbmu?"
# Dia menjawab:"Rabbku adalah Allah".
# Kedua malaikat itu bertanya:"Apakah agamamu?"
# Dia menjawab:"Agamaku adalah Al-Islam".
# Kedua malaikat itu bertanya:"Siapakah laki-laki yang telah diutus
kepada kamu ini?"
# Dia menjawab:"Beliau Rasul (utusan) Allah".
# Kedua malaikat itu bertanya:"Apakah ilmumu?"
# Dia menjawab:"Aku membaca kitab Allah, aku mengimaninya dan
membenarkannya".
Maka seorang penyeru dari langit berseru:
"HambaKu telah berrkata benar, berilah dia hamparan dari sorga,
(dan berilah dia pakaian dari sorga) , bukakanlah sebuah pintu untuknya ke surga."
Maka datanglah kepadanya bau SORGA dan wanginya SORGA. Dan DILUASKAN
baginya di dalam kuburnya sejauh mata memandang.
Dan datanglah seorang laki-laki berwajah tampan kepadanya, berpakaian
bagus, beraroma wangi, lalu mengatakan:
"Bergembiralah dengan apa yang menyenangkanmu, inilah harimu yang engkau telah dijanjikan(kebaikan)".
Maka ruh orang mukmin itu bertanya kepadanya:
"Siapakah engkau, wajahmu adalah wajah yang membawa kebaikan?"
Dia menjawab: "Aku adalah AMALmu yang SHALIH".
Maka ruh itu berkata:
" Ya Rabbku tegakkanlah hari kiamat, sehingga aku akan kembali
kepada istri dan hartaku".
PROSES KELUARNYA RUH ORANG KAFIR
Dan sesungguhnya seorang hamba yang KAFIR, pada saat akan
meninggalkan dunia dan menuju akhirat, turun kepadanya
malaikat-malaikat yang memiliki wajah-wajah HITAM.
Mereka membawa sebuah kain-kain kafan yang buruk dan kasar dari RAMBUT,
sehingga duduk darinya sejauh mata memandang.
Kemudian datanglah malakul maut, sehingga dia duduk di dekat
kepalanya, lalu berkata:
"Wahai nafs (jiwa; ruh; nyawa) yang jahat, keluarlah menuju KEMURKAAN Allah
dan KEMARAHANNYA!".
Maka nyawa itupun BERCERAI BERAI di dalam jasadnya. Maka malakul maut
mencabutnya, sebagaimana dicabutnya SAFFUD (Gancu; besi-besi bercabang yang
dibengkokkan ujungnya) dari wol yang basah. Lalu malakul maut itu memegangnya.
Setelah malakul maut memegangnya, mereka (para malaikat yang berwajah
hitam itu) tidak membiarkan nyawa itu -sekejap mata- di tangannya,
sehingga mereka mengambilnya, dan meletakkannya pada kain kafan kasar dari
rambut itu. Dan keluarlah darinya bau seperti BANGKAI yang PALING BUSUK
yang didapati di atas bumi.
Kemudian mereka naik membawa nyawa tersebut. Tidaklah mereka melewati
sekelompok para malaikat kecuali sekelompok para malaikat itu
bertanya:
"Ruh siapakah yang jahat ini?".
Mereka menjawab:"Si Fulan anak si Fulan", dengan nama TERBURUK yang dia dahulu
diberi nama di dunia.
Kemudian minta dibukakan, tetapi langit di dunia TIDAK DIBUKAKAN
untuknya. Kemudian Rasulullah Salallahu 'Alaihi wa Salam
membaca:
"Sekali-kali tidak dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak
(pula) mereka masuk surga, hingga unta masuk ke lobang jarum." (QS.
Al A'raf:40)
Lalu Allah 'Azza wa Jalla berfirman:
"Tulislah kitab (catatan) hambaku di dalam SIJJIIN (penjara dan tempat yang sempit.) "
di bumi yang bawah, kemudian nyawanya DILEMPAR dengan KERAS.
Kemudian Rasulullah Salallahu 'Alaihi wa Salam membaca:
"Barangsiapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka adalah ia
seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin
ke tempat yang jauh." (QS: Al Hajj:31)
Kemudian ruhnya DIKEMBALIKAN di dalam jasadnya. Dan dua malaikat
mendatanginya dan mendudukkannya:
# Kedua malaikat itu bertanya:"Siapakah Rabbmu?"
# Dia menjawab:"Hah, hah, aku tidak tahu".
# Kedua malaikat itu bertanya:"Apakah agamamu?"
# Dia menjawab:"Hah, hah, aku tidak tahu".
# Kedua malaikat itu bertanya:"Siapakah laki-laki yang telah diutus
kepada kamu ini?"
# Dia menjawab:"Hah, hah, aku tidak tahu".
Maka seorang penyeru dari langit berseru: "Hambaku telah (berkata)
dusta, berilah dia hamparan dari NERAKA, dan bukakanlah sebuah pintu
untuknya ke NERAKA".
Maka datanglah kepadanya panasnya NERAKA dan asapnya. Dan kuburnya
DISEMPITKAN atasnya, sehingga tulang-tulang rusuknya berhimpitan.
Dan datanglah seorang laki-laki berwajah BURUK kepadanya berpakaian
BURUK, beraroma BUSUK, lalu mengatakan:
"Terimalah kabar dengan apa yang menyusahkanmu, inilah harimu yang
Engkau telah dijanjikan (keburukan)".
Maka ruh orang kafir itu bertanya kepadanya:
"Siapakah Engkau, wajahmu adalah wajah yang membawa keburukan?"
Dia menjawab:"Aku adalah AMALmu yang BURUK".
Maka ruh itu berkata: "Rabbku, janganlah engkau tegakkan hari kiamat".
(HR. Ahmad, dishahihkan Syaikh Al-Albani di dalam Ahkamul Janaiz dan Shahih Al-Jami' no:1672)
"Ruh itu urusan Tuhanmu, dan Aku tidak akan memberikan ilmu tentang ruh itu kecuali ssedikit saja" (QS., Al Isra:85)
Sampai saat ini permasalahan RUH masih menjadi misteri, dan memang Allah tidak memberi ilmu tentang RUH kecuali sedikit saja.
Tapi, ilmu yang sdikit inipun apakah kita sudah mengetahuinya?
Untuk itu marilah kita belajar bersama tentang RUH dari sebuah hadits
dari Al-Bara' bin 'Azib, dia berkata:
Kami keluar bersama Rasulullah Salallahu 'Alaihi wa Salam (mengantarkan) jenazah seorang laki-laki Anshar. Kemudian kami sampai di kuburan, tetapi belum dibuatkan liang lahd (Celah yang ada pada kiblat kubur sebagai tempat mayit.). Maka Rasulullah Salallahu 'Alaihi wa Salam duduk, dan kami duduk di sekitar beliau. Seolah-olah di atas kepala kami hinggap burung (maksudnya diam seperti ada burung di kepala saat penguburan, jadi tidak mengeraskan dzikir-dzikir, dan tahlil apalagi ngobrol). Ditangan beliau terdapat kayu yang beliau pukulkan ketanah sampai berbekas.
Lalu beliau mengangkat kepalanya, kemudian bersabda:
"Berlindunglah kepada Allah dari siksa kubur!" -dua kali atau tiga kali-
PROSES KELUARNYA RUH ORANG MUKMIN
Kemudian Rasulullah Salallahu 'Alaihi wa Salam bersabda:
"Sesungguhnya seorang hamba yang MUKMIN, saat akan meninggalkan dunia
dan menuju akhirat, turun kepadanya malaikat-malaikat dari langit, wajah-wajah mereka PUTIH,
wajah-wajahmereka seolah-olah MATAHARI. Mereka membawa kafan dari kafan-kafan
SORGA, dan HANUTH (minyak wangi )dari sorga. Sehingga para malaikat itu
duduk dari hamba yang mukmin itu sejauh mata memandang.
Dan datanglah malakul maut 'alaihis salam (Banyak orang menamakannya Izra'il, namun itu
tidak ada dalilnya) sehingga dia duduk dekat kepalanya, lalu berkata:
"Wahai nafs (jiwa; ruh; nyawa) yang baik, keluarlah menuju AMPUNAN Allah dan KERIDHAAN-Nya!".
Maka nyawa itupun keluar, ia mengalir sebagaimana tetesan AIR mengalir dari mulut QIRBAH
(wadah untuk menyimpan air yang terbuat dari kulit), lalu malakul maut itu memegangnya.
Setelah malakul maut itu memegangnya, mereka (para malaikat yang
berwajah putih itu) tidak membiarkan nyawa itu -sekejap mata di tangannya,
mereka mengambilnya, dan meletakkannya pada kafan sorga itu.
Dan keluarlah darinya bau minyak WANGI MISK yang paling wangi yang
tidak dapati di atas bumi.
Kemudian mereka naik membawa nyawa tersebut. Tidaklah mereka melewati
sekelompok para malaikat, kecuali sekelompok malaikat itu bertanya:
"Ruh siapakah yang BAIK ini?".
Mereka menjawab:"Si Fulan anak Si Fulan", dengan nama TERBAIKk yang dia dahulu
diberi nama di dunia.
Sehingga mereka membawa nyawa itu sampai ke langit dunia. Kemudian
mereka minta dibukakan untuk nyawa tersebut. Maka langit dunia
dibukakan untuknya.
Kemudian para penghuni pada tiap-tiap langit mengiringi nyawa itu
sampai ke langit yang selanjutnya. Sehingga membawa nyawa itu
berakhir ke langit yang ke tujuh. Lalu Allah 'Azza wa Jalla berfirman:
"Tulislah kitab (catatan) hambaku di dalam surga 'ILIYYIN , dan kembalikanlah
dia ke bumi. Karena sesungguhnya dari bumi Kami telah menciptakan mereka,
dan darinya Kami akan mengeluarkan mereka, pada waktu yang lain."
Maka ruhnya DIKEMBALIKAN di dalam jasadnya.
Kemudian dua malaikat mendatanginya dan mendudukannya:
# Kedua malaikat itu bertanya:"Siapakah Rabbmu?"
# Dia menjawab:"Rabbku adalah Allah".
# Kedua malaikat itu bertanya:"Apakah agamamu?"
# Dia menjawab:"Agamaku adalah Al-Islam".
# Kedua malaikat itu bertanya:"Siapakah laki-laki yang telah diutus
kepada kamu ini?"
# Dia menjawab:"Beliau Rasul (utusan) Allah".
# Kedua malaikat itu bertanya:"Apakah ilmumu?"
# Dia menjawab:"Aku membaca kitab Allah, aku mengimaninya dan
membenarkannya".
Maka seorang penyeru dari langit berseru:
"HambaKu telah berrkata benar, berilah dia hamparan dari sorga,
(dan berilah dia pakaian dari sorga) , bukakanlah sebuah pintu untuknya ke surga."
Maka datanglah kepadanya bau SORGA dan wanginya SORGA. Dan DILUASKAN
baginya di dalam kuburnya sejauh mata memandang.
Dan datanglah seorang laki-laki berwajah tampan kepadanya, berpakaian
bagus, beraroma wangi, lalu mengatakan:
"Bergembiralah dengan apa yang menyenangkanmu, inilah harimu yang engkau telah dijanjikan(kebaikan)".
Maka ruh orang mukmin itu bertanya kepadanya:
"Siapakah engkau, wajahmu adalah wajah yang membawa kebaikan?"
Dia menjawab: "Aku adalah AMALmu yang SHALIH".
Maka ruh itu berkata:
" Ya Rabbku tegakkanlah hari kiamat, sehingga aku akan kembali
kepada istri dan hartaku".
PROSES KELUARNYA RUH ORANG KAFIR
Dan sesungguhnya seorang hamba yang KAFIR, pada saat akan
meninggalkan dunia dan menuju akhirat, turun kepadanya
malaikat-malaikat yang memiliki wajah-wajah HITAM.
Mereka membawa sebuah kain-kain kafan yang buruk dan kasar dari RAMBUT,
sehingga duduk darinya sejauh mata memandang.
Kemudian datanglah malakul maut, sehingga dia duduk di dekat
kepalanya, lalu berkata:
"Wahai nafs (jiwa; ruh; nyawa) yang jahat, keluarlah menuju KEMURKAAN Allah
dan KEMARAHANNYA!".
Maka nyawa itupun BERCERAI BERAI di dalam jasadnya. Maka malakul maut
mencabutnya, sebagaimana dicabutnya SAFFUD (Gancu; besi-besi bercabang yang
dibengkokkan ujungnya) dari wol yang basah. Lalu malakul maut itu memegangnya.
Setelah malakul maut memegangnya, mereka (para malaikat yang berwajah
hitam itu) tidak membiarkan nyawa itu -sekejap mata- di tangannya,
sehingga mereka mengambilnya, dan meletakkannya pada kain kafan kasar dari
rambut itu. Dan keluarlah darinya bau seperti BANGKAI yang PALING BUSUK
yang didapati di atas bumi.
Kemudian mereka naik membawa nyawa tersebut. Tidaklah mereka melewati
sekelompok para malaikat kecuali sekelompok para malaikat itu
bertanya:
"Ruh siapakah yang jahat ini?".
Mereka menjawab:"Si Fulan anak si Fulan", dengan nama TERBURUK yang dia dahulu
diberi nama di dunia.
Kemudian minta dibukakan, tetapi langit di dunia TIDAK DIBUKAKAN
untuknya. Kemudian Rasulullah Salallahu 'Alaihi wa Salam
membaca:
"Sekali-kali tidak dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak
(pula) mereka masuk surga, hingga unta masuk ke lobang jarum." (QS.
Al A'raf:40)
Lalu Allah 'Azza wa Jalla berfirman:
"Tulislah kitab (catatan) hambaku di dalam SIJJIIN (penjara dan tempat yang sempit.) "
di bumi yang bawah, kemudian nyawanya DILEMPAR dengan KERAS.
Kemudian Rasulullah Salallahu 'Alaihi wa Salam membaca:
"Barangsiapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka adalah ia
seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin
ke tempat yang jauh." (QS: Al Hajj:31)
Kemudian ruhnya DIKEMBALIKAN di dalam jasadnya. Dan dua malaikat
mendatanginya dan mendudukkannya:
# Kedua malaikat itu bertanya:"Siapakah Rabbmu?"
# Dia menjawab:"Hah, hah, aku tidak tahu".
# Kedua malaikat itu bertanya:"Apakah agamamu?"
# Dia menjawab:"Hah, hah, aku tidak tahu".
# Kedua malaikat itu bertanya:"Siapakah laki-laki yang telah diutus
kepada kamu ini?"
# Dia menjawab:"Hah, hah, aku tidak tahu".
Maka seorang penyeru dari langit berseru: "Hambaku telah (berkata)
dusta, berilah dia hamparan dari NERAKA, dan bukakanlah sebuah pintu
untuknya ke NERAKA".
Maka datanglah kepadanya panasnya NERAKA dan asapnya. Dan kuburnya
DISEMPITKAN atasnya, sehingga tulang-tulang rusuknya berhimpitan.
Dan datanglah seorang laki-laki berwajah BURUK kepadanya berpakaian
BURUK, beraroma BUSUK, lalu mengatakan:
"Terimalah kabar dengan apa yang menyusahkanmu, inilah harimu yang
Engkau telah dijanjikan (keburukan)".
Maka ruh orang kafir itu bertanya kepadanya:
"Siapakah Engkau, wajahmu adalah wajah yang membawa keburukan?"
Dia menjawab:"Aku adalah AMALmu yang BURUK".
Maka ruh itu berkata: "Rabbku, janganlah engkau tegakkan hari kiamat".
(HR. Ahmad, dishahihkan Syaikh Al-Albani di dalam Ahkamul Janaiz dan Shahih Al-Jami' no:1672)
BAGAIMANAKAH MANUSIA MATI ?
Mereka bertanya kepadamua tentang ruh, jawablah olehmu :
"Ruh itu urusan Tuhanmu, dan Aku tidak akan memberikan ilmu tentang ruh itu kecuali ssedikit saja" (QS., Al Isra:85)
Sampai saat ini permasalahan RUH masih menjadi misteri, dan memang Allah tidak memberi ilmu tentang RUH kecuali sedikit saja.
Tapi, ilmu yang sdikit inipun apakah kita sudah mengetahuinya?
Untuk itu marilah kita belajar bersama tentang RUH dari sebuah hadits
dari Al-Bara' bin 'Azib, dia berkata:
Kami keluar bersama Rasulullah Salallahu 'Alaihi wa Salam (mengantarkan) jenazah seorang laki-laki Anshar. Kemudian kami sampai di kuburan, tetapi belum dibuatkan liang lahd (Celah yang ada pada kiblat kubur sebagai tempat mayit.). Maka Rasulullah Salallahu 'Alaihi wa Salam duduk, dan kami duduk di sekitar beliau. Seolah-olah di atas kepala kami hinggap burung (maksudnya diam seperti ada burung di kepala saat penguburan, jadi tidak mengeraskan dzikir-dzikir, dan tahlil apalagi ngobrol). Ditangan beliau terdapat kayu yang beliau pukulkan ketanah sampai berbekas.
Lalu beliau mengangkat kepalanya, kemudian bersabda:
"Berlindunglah kepada Allah dari siksa kubur!" -dua kali atau tiga kali-
PROSES KELUARNYA RUH ORANG MUKMIN
Kemudian Rasulullah Salallahu 'Alaihi wa Salam bersabda:
"Sesungguhnya seorang hamba yang MUKMIN, saat akan meninggalkan dunia
dan menuju akhirat, turun kepadanya malaikat-malaikat dari langit, wajah-wajah mereka PUTIH,
wajah-wajahmereka seolah-olah MATAHARI. Mereka membawa kafan dari kafan-kafan
SORGA, dan HANUTH (minyak wangi )dari sorga. Sehingga para malaikat itu
duduk dari hamba yang mukmin itu sejauh mata memandang.
Dan datanglah malakul maut 'alaihis salam (Banyak orang menamakannya Izra'il, namun itu
tidak ada dalilnya) sehingga dia duduk dekat kepalanya, lalu berkata:
"Wahai nafs (jiwa; ruh; nyawa) yang baik, keluarlah menuju AMPUNAN Allah dan KERIDHAAN-Nya!".
Maka nyawa itupun keluar, ia mengalir sebagaimana tetesan AIR mengalir dari mulut QIRBAH
(wadah untuk menyimpan air yang terbuat dari kulit), lalu malakul maut itu memegangnya.
Setelah malakul maut itu memegangnya, mereka (para malaikat yang
berwajah putih itu) tidak membiarkan nyawa itu -sekejap mata di tangannya,
mereka mengambilnya, dan meletakkannya pada kafan sorga itu.
Dan keluarlah darinya bau minyak WANGI MISK yang paling wangi yang
tidak dapati di atas bumi.
Kemudian mereka naik membawa nyawa tersebut. Tidaklah mereka melewati
sekelompok para malaikat, kecuali sekelompok malaikat itu bertanya:
"Ruh siapakah yang BAIK ini?".
Mereka menjawab:"Si Fulan anak Si Fulan", dengan nama TERBAIKk yang dia dahulu
diberi nama di dunia.
Sehingga mereka membawa nyawa itu sampai ke langit dunia. Kemudian
mereka minta dibukakan untuk nyawa tersebut. Maka langit dunia
dibukakan untuknya.
Kemudian para penghuni pada tiap-tiap langit mengiringi nyawa itu
sampai ke langit yang selanjutnya. Sehingga membawa nyawa itu
berakhir ke langit yang ke tujuh. Lalu Allah 'Azza wa Jalla berfirman:
"Tulislah kitab (catatan) hambaku di dalam surga 'ILIYYIN , dan kembalikanlah
dia ke bumi. Karena sesungguhnya dari bumi Kami telah menciptakan mereka,
dan darinya Kami akan mengeluarkan mereka, pada waktu yang lain."
Maka ruhnya DIKEMBALIKAN di dalam jasadnya.
Kemudian dua malaikat mendatanginya dan mendudukannya:
# Kedua malaikat itu bertanya:"Siapakah Rabbmu?"
# Dia menjawab:"Rabbku adalah Allah".
# Kedua malaikat itu bertanya:"Apakah agamamu?"
# Dia menjawab:"Agamaku adalah Al-Islam".
# Kedua malaikat itu bertanya:"Siapakah laki-laki yang telah diutus
kepada kamu ini?"
# Dia menjawab:"Beliau Rasul (utusan) Allah".
# Kedua malaikat itu bertanya:"Apakah ilmumu?"
# Dia menjawab:"Aku membaca kitab Allah, aku mengimaninya dan
membenarkannya".
Maka seorang penyeru dari langit berseru:
"HambaKu telah berrkata benar, berilah dia hamparan dari sorga,
(dan berilah dia pakaian dari sorga) , bukakanlah sebuah pintu untuknya ke surga."
Maka datanglah kepadanya bau SORGA dan wanginya SORGA. Dan DILUASKAN
baginya di dalam kuburnya sejauh mata memandang.
Dan datanglah seorang laki-laki berwajah tampan kepadanya, berpakaian
bagus, beraroma wangi, lalu mengatakan:
"Bergembiralah dengan apa yang menyenangkanmu, inilah harimu yang engkau telah dijanjikan(kebaikan)".
Maka ruh orang mukmin itu bertanya kepadanya:
"Siapakah engkau, wajahmu adalah wajah yang membawa kebaikan?"
Dia menjawab: "Aku adalah AMALmu yang SHALIH".
Maka ruh itu berkata:
" Ya Rabbku tegakkanlah hari kiamat, sehingga aku akan kembali
kepada istri dan hartaku".
PROSES KELUARNYA RUH ORANG KAFIR
Dan sesungguhnya seorang hamba yang KAFIR, pada saat akan
meninggalkan dunia dan menuju akhirat, turun kepadanya
malaikat-malaikat yang memiliki wajah-wajah HITAM.
Mereka membawa sebuah kain-kain kafan yang buruk dan kasar dari RAMBUT,
sehingga duduk darinya sejauh mata memandang.
Kemudian datanglah malakul maut, sehingga dia duduk di dekat
kepalanya, lalu berkata:
"Wahai nafs (jiwa; ruh; nyawa) yang jahat, keluarlah menuju KEMURKAAN Allah
dan KEMARAHANNYA!".
Maka nyawa itupun BERCERAI BERAI di dalam jasadnya. Maka malakul maut
mencabutnya, sebagaimana dicabutnya SAFFUD (Gancu; besi-besi bercabang yang
dibengkokkan ujungnya) dari wol yang basah. Lalu malakul maut itu memegangnya.
Setelah malakul maut memegangnya, mereka (para malaikat yang berwajah
hitam itu) tidak membiarkan nyawa itu -sekejap mata- di tangannya,
sehingga mereka mengambilnya, dan meletakkannya pada kain kafan kasar dari
rambut itu. Dan keluarlah darinya bau seperti BANGKAI yang PALING BUSUK
yang didapati di atas bumi.
Kemudian mereka naik membawa nyawa tersebut. Tidaklah mereka melewati
sekelompok para malaikat kecuali sekelompok para malaikat itu
bertanya:
"Ruh siapakah yang jahat ini?".
Mereka menjawab:"Si Fulan anak si Fulan", dengan nama TERBURUK yang dia dahulu
diberi nama di dunia.
Kemudian minta dibukakan, tetapi langit di dunia TIDAK DIBUKAKAN
untuknya. Kemudian Rasulullah Salallahu 'Alaihi wa Salam
membaca:
"Sekali-kali tidak dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak
(pula) mereka masuk surga, hingga unta masuk ke lobang jarum." (QS.
Al A'raf:40)
Lalu Allah 'Azza wa Jalla berfirman:
"Tulislah kitab (catatan) hambaku di dalam SIJJIIN (penjara dan tempat yang sempit.) "
di bumi yang bawah, kemudian nyawanya DILEMPAR dengan KERAS.
Kemudian Rasulullah Salallahu 'Alaihi wa Salam membaca:
"Barangsiapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka adalah ia
seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin
ke tempat yang jauh." (QS: Al Hajj:31)
Kemudian ruhnya DIKEMBALIKAN di dalam jasadnya. Dan dua malaikat
mendatanginya dan mendudukkannya:
# Kedua malaikat itu bertanya:"Siapakah Rabbmu?"
# Dia menjawab:"Hah, hah, aku tidak tahu".
# Kedua malaikat itu bertanya:"Apakah agamamu?"
# Dia menjawab:"Hah, hah, aku tidak tahu".
# Kedua malaikat itu bertanya:"Siapakah laki-laki yang telah diutus
kepada kamu ini?"
# Dia menjawab:"Hah, hah, aku tidak tahu".
Maka seorang penyeru dari langit berseru: "Hambaku telah (berkata)
dusta, berilah dia hamparan dari NERAKA, dan bukakanlah sebuah pintu
untuknya ke NERAKA".
Maka datanglah kepadanya panasnya NERAKA dan asapnya. Dan kuburnya
DISEMPITKAN atasnya, sehingga tulang-tulang rusuknya berhimpitan.
Dan datanglah seorang laki-laki berwajah BURUK kepadanya berpakaian
BURUK, beraroma BUSUK, lalu mengatakan:
"Terimalah kabar dengan apa yang menyusahkanmu, inilah harimu yang
Engkau telah dijanjikan (keburukan)".
Maka ruh orang kafir itu bertanya kepadanya:
"Siapakah Engkau, wajahmu adalah wajah yang membawa keburukan?"
Dia menjawab:"Aku adalah AMALmu yang BURUK".
Maka ruh itu berkata: "Rabbku, janganlah engkau tegakkan hari kiamat".
(HR. Ahmad, dishahihkan Syaikh Al-Albani di dalam Ahkamul Janaiz dan Shahih Al-Jami' no:1672)
"Ruh itu urusan Tuhanmu, dan Aku tidak akan memberikan ilmu tentang ruh itu kecuali ssedikit saja" (QS., Al Isra:85)
Sampai saat ini permasalahan RUH masih menjadi misteri, dan memang Allah tidak memberi ilmu tentang RUH kecuali sedikit saja.
Tapi, ilmu yang sdikit inipun apakah kita sudah mengetahuinya?
Untuk itu marilah kita belajar bersama tentang RUH dari sebuah hadits
dari Al-Bara' bin 'Azib, dia berkata:
Kami keluar bersama Rasulullah Salallahu 'Alaihi wa Salam (mengantarkan) jenazah seorang laki-laki Anshar. Kemudian kami sampai di kuburan, tetapi belum dibuatkan liang lahd (Celah yang ada pada kiblat kubur sebagai tempat mayit.). Maka Rasulullah Salallahu 'Alaihi wa Salam duduk, dan kami duduk di sekitar beliau. Seolah-olah di atas kepala kami hinggap burung (maksudnya diam seperti ada burung di kepala saat penguburan, jadi tidak mengeraskan dzikir-dzikir, dan tahlil apalagi ngobrol). Ditangan beliau terdapat kayu yang beliau pukulkan ketanah sampai berbekas.
Lalu beliau mengangkat kepalanya, kemudian bersabda:
"Berlindunglah kepada Allah dari siksa kubur!" -dua kali atau tiga kali-
PROSES KELUARNYA RUH ORANG MUKMIN
Kemudian Rasulullah Salallahu 'Alaihi wa Salam bersabda:
"Sesungguhnya seorang hamba yang MUKMIN, saat akan meninggalkan dunia
dan menuju akhirat, turun kepadanya malaikat-malaikat dari langit, wajah-wajah mereka PUTIH,
wajah-wajahmereka seolah-olah MATAHARI. Mereka membawa kafan dari kafan-kafan
SORGA, dan HANUTH (minyak wangi )dari sorga. Sehingga para malaikat itu
duduk dari hamba yang mukmin itu sejauh mata memandang.
Dan datanglah malakul maut 'alaihis salam (Banyak orang menamakannya Izra'il, namun itu
tidak ada dalilnya) sehingga dia duduk dekat kepalanya, lalu berkata:
"Wahai nafs (jiwa; ruh; nyawa) yang baik, keluarlah menuju AMPUNAN Allah dan KERIDHAAN-Nya!".
Maka nyawa itupun keluar, ia mengalir sebagaimana tetesan AIR mengalir dari mulut QIRBAH
(wadah untuk menyimpan air yang terbuat dari kulit), lalu malakul maut itu memegangnya.
Setelah malakul maut itu memegangnya, mereka (para malaikat yang
berwajah putih itu) tidak membiarkan nyawa itu -sekejap mata di tangannya,
mereka mengambilnya, dan meletakkannya pada kafan sorga itu.
Dan keluarlah darinya bau minyak WANGI MISK yang paling wangi yang
tidak dapati di atas bumi.
Kemudian mereka naik membawa nyawa tersebut. Tidaklah mereka melewati
sekelompok para malaikat, kecuali sekelompok malaikat itu bertanya:
"Ruh siapakah yang BAIK ini?".
Mereka menjawab:"Si Fulan anak Si Fulan", dengan nama TERBAIKk yang dia dahulu
diberi nama di dunia.
Sehingga mereka membawa nyawa itu sampai ke langit dunia. Kemudian
mereka minta dibukakan untuk nyawa tersebut. Maka langit dunia
dibukakan untuknya.
Kemudian para penghuni pada tiap-tiap langit mengiringi nyawa itu
sampai ke langit yang selanjutnya. Sehingga membawa nyawa itu
berakhir ke langit yang ke tujuh. Lalu Allah 'Azza wa Jalla berfirman:
"Tulislah kitab (catatan) hambaku di dalam surga 'ILIYYIN , dan kembalikanlah
dia ke bumi. Karena sesungguhnya dari bumi Kami telah menciptakan mereka,
dan darinya Kami akan mengeluarkan mereka, pada waktu yang lain."
Maka ruhnya DIKEMBALIKAN di dalam jasadnya.
Kemudian dua malaikat mendatanginya dan mendudukannya:
# Kedua malaikat itu bertanya:"Siapakah Rabbmu?"
# Dia menjawab:"Rabbku adalah Allah".
# Kedua malaikat itu bertanya:"Apakah agamamu?"
# Dia menjawab:"Agamaku adalah Al-Islam".
# Kedua malaikat itu bertanya:"Siapakah laki-laki yang telah diutus
kepada kamu ini?"
# Dia menjawab:"Beliau Rasul (utusan) Allah".
# Kedua malaikat itu bertanya:"Apakah ilmumu?"
# Dia menjawab:"Aku membaca kitab Allah, aku mengimaninya dan
membenarkannya".
Maka seorang penyeru dari langit berseru:
"HambaKu telah berrkata benar, berilah dia hamparan dari sorga,
(dan berilah dia pakaian dari sorga) , bukakanlah sebuah pintu untuknya ke surga."
Maka datanglah kepadanya bau SORGA dan wanginya SORGA. Dan DILUASKAN
baginya di dalam kuburnya sejauh mata memandang.
Dan datanglah seorang laki-laki berwajah tampan kepadanya, berpakaian
bagus, beraroma wangi, lalu mengatakan:
"Bergembiralah dengan apa yang menyenangkanmu, inilah harimu yang engkau telah dijanjikan(kebaikan)".
Maka ruh orang mukmin itu bertanya kepadanya:
"Siapakah engkau, wajahmu adalah wajah yang membawa kebaikan?"
Dia menjawab: "Aku adalah AMALmu yang SHALIH".
Maka ruh itu berkata:
" Ya Rabbku tegakkanlah hari kiamat, sehingga aku akan kembali
kepada istri dan hartaku".
PROSES KELUARNYA RUH ORANG KAFIR
Dan sesungguhnya seorang hamba yang KAFIR, pada saat akan
meninggalkan dunia dan menuju akhirat, turun kepadanya
malaikat-malaikat yang memiliki wajah-wajah HITAM.
Mereka membawa sebuah kain-kain kafan yang buruk dan kasar dari RAMBUT,
sehingga duduk darinya sejauh mata memandang.
Kemudian datanglah malakul maut, sehingga dia duduk di dekat
kepalanya, lalu berkata:
"Wahai nafs (jiwa; ruh; nyawa) yang jahat, keluarlah menuju KEMURKAAN Allah
dan KEMARAHANNYA!".
Maka nyawa itupun BERCERAI BERAI di dalam jasadnya. Maka malakul maut
mencabutnya, sebagaimana dicabutnya SAFFUD (Gancu; besi-besi bercabang yang
dibengkokkan ujungnya) dari wol yang basah. Lalu malakul maut itu memegangnya.
Setelah malakul maut memegangnya, mereka (para malaikat yang berwajah
hitam itu) tidak membiarkan nyawa itu -sekejap mata- di tangannya,
sehingga mereka mengambilnya, dan meletakkannya pada kain kafan kasar dari
rambut itu. Dan keluarlah darinya bau seperti BANGKAI yang PALING BUSUK
yang didapati di atas bumi.
Kemudian mereka naik membawa nyawa tersebut. Tidaklah mereka melewati
sekelompok para malaikat kecuali sekelompok para malaikat itu
bertanya:
"Ruh siapakah yang jahat ini?".
Mereka menjawab:"Si Fulan anak si Fulan", dengan nama TERBURUK yang dia dahulu
diberi nama di dunia.
Kemudian minta dibukakan, tetapi langit di dunia TIDAK DIBUKAKAN
untuknya. Kemudian Rasulullah Salallahu 'Alaihi wa Salam
membaca:
"Sekali-kali tidak dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak
(pula) mereka masuk surga, hingga unta masuk ke lobang jarum." (QS.
Al A'raf:40)
Lalu Allah 'Azza wa Jalla berfirman:
"Tulislah kitab (catatan) hambaku di dalam SIJJIIN (penjara dan tempat yang sempit.) "
di bumi yang bawah, kemudian nyawanya DILEMPAR dengan KERAS.
Kemudian Rasulullah Salallahu 'Alaihi wa Salam membaca:
"Barangsiapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka adalah ia
seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin
ke tempat yang jauh." (QS: Al Hajj:31)
Kemudian ruhnya DIKEMBALIKAN di dalam jasadnya. Dan dua malaikat
mendatanginya dan mendudukkannya:
# Kedua malaikat itu bertanya:"Siapakah Rabbmu?"
# Dia menjawab:"Hah, hah, aku tidak tahu".
# Kedua malaikat itu bertanya:"Apakah agamamu?"
# Dia menjawab:"Hah, hah, aku tidak tahu".
# Kedua malaikat itu bertanya:"Siapakah laki-laki yang telah diutus
kepada kamu ini?"
# Dia menjawab:"Hah, hah, aku tidak tahu".
Maka seorang penyeru dari langit berseru: "Hambaku telah (berkata)
dusta, berilah dia hamparan dari NERAKA, dan bukakanlah sebuah pintu
untuknya ke NERAKA".
Maka datanglah kepadanya panasnya NERAKA dan asapnya. Dan kuburnya
DISEMPITKAN atasnya, sehingga tulang-tulang rusuknya berhimpitan.
Dan datanglah seorang laki-laki berwajah BURUK kepadanya berpakaian
BURUK, beraroma BUSUK, lalu mengatakan:
"Terimalah kabar dengan apa yang menyusahkanmu, inilah harimu yang
Engkau telah dijanjikan (keburukan)".
Maka ruh orang kafir itu bertanya kepadanya:
"Siapakah Engkau, wajahmu adalah wajah yang membawa keburukan?"
Dia menjawab:"Aku adalah AMALmu yang BURUK".
Maka ruh itu berkata: "Rabbku, janganlah engkau tegakkan hari kiamat".
(HR. Ahmad, dishahihkan Syaikh Al-Albani di dalam Ahkamul Janaiz dan Shahih Al-Jami' no:1672)
Langganan:
Postingan (Atom)